Tubuh Kuat Dimulai dari Tulang yang Sehat
Tulang adalah penopang utama tubuh yang memungkinkan kita bergerak bebas, beraktivitas, dan menjalani hidup dengan produktif. Namun seiring bertambahnya usia, kepadatan tulang bisa berkurang dan menyebabkan kondisi yang disebut osteoporosis yaitu penyakit yang membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis sering kali disebut sebagai penyakit senyap karena tidak menimbulkan gejala berarti hingga terjadi patah tulang. Banyak orang baru menyadari kondisi ini ketika mengalami nyeri punggung, menurunnya tinggi badan, atau retak tulang akibat aktivitas ringan.
Osteoporosis ditandai oleh dua hal utama, yaitu penurunan kepadatan (densitas) tulang dan menurunnya kualitas struktur tulang. Untuk mengetahui seberapa parah kondisi ini, dapat dilakukan pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD) yang menghasilkan nilai T-score.
- T-score di atas -1 menunjukkan kondisi tulang masih normal.
- T-score antara -1 hingga -2,5 menandakan osteopenia, yaitu penurunan massa tulang ringan.
- T-score di bawah -2,5 mengindikasikan osteoporosis.
Osteoporosis dibedakan menjadi dua jenis utama, berdasarkan penyebab dan mekanismenya.
A. Osteoporosis Primer
Osteoporosis umumnya terjadi pada wanita setelah menopause (tipe postmenopausal) dan pada pria maupun wanita lanjut usia (tipe senilis). Pada tipe postmenopausal, kondisi ini biasanya muncul pada usia sekitar 50 tahun ke atas, ketika kadar hormon estrogen menurun, sehingga proses pembentukan tulang melambat dan pengeroposan tulang meningkat. Sementara itu, tipe senilis umumnya dialami oleh individu berusia di atas 70 tahun, yang disebabkan oleh penurunan kadar kalsium serta berkurangnya aktivitas sel pembentuk vitamin D. Jenis osteoporosis ini lebih sering terjadi dibandingkan tipe postmenopausal.
B. Osteoporosis Sekunder
Jenis osteoporosis ini muncul akibat adanya penyakit atau kondisi medis tertentu. Contohnya, penyakit ginjal kronis dapat mengganggu keseimbangan kalsium dalam tubuh, sehingga tulang menjadi rapuh. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, serta konsumsi alkohol dan tembakau secara berlebihan, juga dapat mempercepat proses pengeroposan tulang dan menurunkan kekuatan tulang secara bertahap.
Mengapa Osteoporosis Berbahaya?
Kehilangan kepadatan tulang dapat menimbulkan berbagai dampak serius seperti:
- Patah tulang pada pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang
- Postur tubuh membungkuk
- Penurunan mobilitas dan kualitas hidup
- Rasa nyeri yang menetap
Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita pascamenopause, lansia, serta mereka yang memiliki gaya hidup kurang aktif, pola makan rendah kalsium, atau memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis.
Langkah Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Pencegahan osteoporosis sebenarnya dapat dimulai sejak muda dengan pola hidup sehat. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
- Perbanyak konsumsi kalsium dan vitamin D
Keduanya berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang. - Kalsium: susu, keju, yoghurt, ikan sarden, dan sayuran hijau
- Vitamin D: paparan sinar matahari pagi, telur, ikan salmon
- Rutin berolahraga
Aktivitas fisik seperti jalan kaki, bersepeda, yoga, dan latihan beban ringan membantu memperkuat tulang serta menjaga keseimbangan tubuh. - Hindari kebiasaan buruk
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat mempercepat penurunan kepadatan tulang. - Jaga berat badan ideal
Berat badan terlalu rendah dapat meningkatkan risiko osteoporosis. - Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
Pemeriksaan kepadatan tulang dan kadar kalsium dapat membantu deteksi dini sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah.
Kuatkan Tulang, Kuatkan Hidupmu
Menjaga tulang berarti menjaga masa depan. Dengan menerapkan pola hidup sehat, aktif bergerak, dan rutin memeriksakan kesehatan, risiko osteoporosis dapat ditekan sejak dini.
